CERITA DI BALIK MANISNYA GULA JAWA

Pagi itu cuaca langit lumajang memang cerah tak ada tanda tanda hujan, mahameru terlihat dengan jelas menampakkan kegagahan gunung yang menjadi surga para pendaki,di Pasirian tepatnya desa pertama yang saya pijak ketika ke lumajang, desa dari beberapa desa yang menghasilkan olahan gula jawa terbaik di lumajang. Waktu itu saya menginap di rumah Pak Ahmad ,bliau salah satu dari sekian banyak penyadap gula merah di Lumajang.

  " Mas Ikut yuk bantu nyadap nira kelapa "
  " Oke, dah pak ayo mungkin ada yang bisa saya bantu di lahan"



Seperti jejak si gundul saja - kamipun bergegas, parang, dan jerigen sudah tergantung di sepeda perjuangan pak ahmad sepeda modifikasi yang sengaja untuk dibuat mengangkut air nira akhirnya melaju dari rumah pak ahmad waktu itu.

Butuh waktu sekitar 5 menit untuk sampai kebun pak ahmad yang ditanami kelapa. Kamipun tiba di kebun pak ahmad, bliau mulai melinting tembakau saya tak paham mungkin ini ritual awal untuk memanjat pohon kelapa yang akan dia ambil niranya. bliau mulai memanjat satu persatu pohon kelapa milik dia, aku dari bawah hanya melihat bliau memanjat pohon dan yang buat saya salut dalam satu hari bisa memanjat 25 pohon sekaligus dalam dua kali satu hari. Wowww Hebat  tapi  resiko untuk jatuh dari atas pohon masih sangat memungkinkan satu doa dari pak ahmad " ya mohon ke gusti pangeran , jangan sampek jatuh lah Mas ".



Sudah menyadap nira sore harinya pak ahmad harus memanjat lagi 25 pohon lagi di kebunnya untuk menyayat nira agar mengeluarkan airnya agar bisa disadap keesokan harinya. Air sadapan nira pak ahmad bawa ke rumah ibu bliau yang biasa mengelolah air nira untuk disulap  menjadi gula merah yang memiliki nilai ekonomi. bisa satu hari untuk memasak air nira, bisa dibayangkan panasnya api terkadang kalau terledor bisa terkena tetesan nira yang panas, tak jarang kulit para pengrajin gula juga melepuh.



 Warna air nira mulai menjadi coklat gelap perlahan lahan mulai seperti adonan dodol, disana pembuat gula jawa mulai di uji dari mengaduk aduk adonan sampai Survival di panasnya tungku perapian. jika sudah merasa siap adonan , ibu pak ahmad mulai sibuk mempersiapkan cetakan gula dan 1,2,3 sedikit demi sedikit adonan yang sudah siap mulai dituangkan ke setiap cetakan gula. dalam satu kali produksi biasa para pengrajin menghasilkan antara 10 sampai 15 kg tergantung berapa pohon yang dia naiki. dengan harga yang naik turun setidaknya inilah salah satu seni perjuangan dalam kehidupan ini.







 

Baca juga


Related Post