FILOSOFI TAPAI

Mungkin sudah tak asing lagi terdengar dalam kehidupan kita cerita tentang padi entah kamu pernah dengar atau tidak cerita tentang padi faktanya benar bener ada pernah dengar atau mungkin kamu ingat " contolah padi semakin berisi semakin menunduk " yang artinya kurang lebih buat orang yang berilmu semakin banyak ilmunya maka dia harus tawadu' atau menjaga keilmuanya itu namanya filosofi padi. Ada lagi tentang filosofi kopi  yang baru baru ini sedang Booming  apa lagi dikalangan pecinta kopi wihh  folosofi kopi seakan menjadi menu hidangan diskusi sebelum nongkrong minun kopi bersama kawan kawan.



Secangkir kopi penuh sejuta inspirasi betul jama'ah , ya benar sekali si hitam penuh dengan sejuta ide dari sana terkadang pikiran kita langsung mendapatkan inspirasi dan dari secangkir kopi filosofi tape lahir. Cerita ini mulai dari kota yang tak mempunyai bibir pantai Bondowoso  kita satu satunya di Indonesia yang hanya mempunyai julukan Kota tape , Gus bolang masih belum percaya saya coba cek di website ternama wikipedia  julukan tentang kota Bondowoso dan hasilnya Bondowoso kota tape tak seperti kota lainnya satu kota bisa ada berbagai julukan, tapi meski Bondowoso hanya mempunyai satu julukan " kota Tapai " sebagai orang Bondowoso saya bangga dengan kota tapai.

 Cinta itu bukan tape, yang semakin lama semakin mengagumkan

 Ahh  satu kata pertama yang saya dapat dalam obrolan saya bersama sahabat gus  yang agak sedikit baper. Tapi ada benarnya juga " cinta itu harus disegerakan bukan dipendam heheheh  mungkin lebis pasnya kalau masalah cinta harus disegerahkan seperti putih telur yang harus segera dipanaskan, jika tidak dia akan membusuk dan tak berbentuk ahhh itu mah Filosofi putih telur . kita kembali ke filosofi tapai, masalah tape Bondowoso memang sangat tersohor tentang kelezatan tapenya, mungkin kalau di daerah bandung tapai disebut dengan peyeum  tapi sekali lagi ini cerita di Bondowoso. 

Jangan terburu buru untuk suatu hal, jalani saja prosesnya seperti proses membuat tapai yang panjang dan butuh kesabaran untuk menghasilkan cita rasa yang nikmat.
-------------------------------------------


Kata yang pertama saya dapatkan ketika membeli tape di Desa Kerang untuk oleh oleh kaluarga saya di Madura. Iya hidup itu tak ada yang instan, pernah lihat kasus kanjeng taat pribadi  itu salah satu contoh manusia yang suka dengan cara instan untuk mendapatkan kekayaan, hidup itu sederhana jalani saja apa yang ada di depan kita, syukuri segala sesuatu serahkan saja pada tuhanmu, bukannya tuhan itu tidak pernah tidur hehehehe. ini filosofi pertama.

kita tak akan pernah menemukan rasa pahitnya sepotong tapai meskipun dia sudah berumur lama.
-----------------------------------------------

Mungkin ini yang harus kita contoh dari sepotong kuliner khas Bondowoso si tapai. Tak pernah memberi harapan palsu  ya meskipun harga satu kilo tapai Bondowoso tak lebih dari harga satu bungkus rokok, tapi masalah rasa tapai Bondowoso juga tak pernah berbohong pasti enak kita harus seperti itu juga, tidak pernah bohong, dan selalu menepati janji manis kita.

Tapai itu terbagi ke dalam dua macam, yaitu tapai dengan kwalitas baik tapai yang tak mengandung pemanis buatan dan dibuat oleh bahan pilihan, Tapai dengan kwalitas sedang tapai yang rasanya tidak terlalu enak dan tidak menggunakan bahan yang bermutu.
-------------------------------------------------------------------

Ini seperti dalam kehidupan ada baik ada buruk ada baik juga ada yang sedang  terserah  kita mau menjalani seperti apa kehidupan kita ini. 

Dan terakhir " Tapai itu flesksibel,menghargai waktu  dan sederhana"
-------------------------------------------------- 

Ah  ini yang harus kita contoh dalam kehidupan kita fleksible  bukan berarti serba bisa tapi kita berusaha harus bisa untuk melakukan segala hal terutama dalam kebaikan seperti tapai yang bisa dibuat aneka olahan. Dan Tapai itu menghargai waktu, pernah kamu membeli tapai Bondowoso ? pasti dalam besek (wadah tapai yang terbuat dari anyaman bambu ) tertera tanggal masak tapai Bondowoso, jika tiga hari tapai tak akan meleset untuk merasakan kelezatannya dan yang terakhir sederhana  tapai itu sederhana tak ada toping atau hiasan agar makanan ini menarik pembeli, hanya singkong utuh berwarna kuning dan sedikit lembek itu wujud dari tapai sederhana bukan ada yang bisa kita ambil pelajaran dari sini  sederhana  seperti filosofi orang madura tentang sederhana " Ada kita syukuri , tak adapun kita syukuri ( Bede sokkore tade' sokkore kia )" lagian hidup kok dibawa susah enjoy aja kale dan terus bersyukur pasti hidup kita leih berwarna, yups makasih udah baca filosofi tapai yang dikit amburadul, maklum gus bolang bukan motivator tapi hanya ingin berbagi.








Baca juga


Related Post