Pas Gus Upload foto gus di salah satu destinasi yang satu ini di facebook banyak temen temen gus bolang kalo di facebook dikenal dengan julukan Taufik Van Djava banyak yang nanya ini dimana fik ?, ini dimana gus ?. pertanyaan itu ingin membuat saya cepat cepat posting di blog tercinta ini.
Oke mbak mbak, Om- Om, Adek adek dan semua warga di pelanet bumi, kali ini cerita gus sama si mas Ochyid ( si backpacker tulen dan abang gojek wisata Bondowoso ).Tujuan awal kita sebenernya ke kota sebeleh tapi entah pas lihat post temen gus di Facebook rasanya pengen memulai petualangan baru berkunjung ke jembatan gantung di daerah Bondowoso bagian timur tepatnya di kecamatan Botolinggo, jembatan gantung namanya men yang akhir akhir ini emang lagi ngehits di kalangan anak anak yang doyan kelayapan - padahal jembatan ini bukan area destinasi wisata lho tapi apa daya ada daya tarik tersendiri jadi mau gak mau yaa banyak yang berkunjung ke lokasi ini.
Masih bersama mas ocyid abang yang lagi nyari-nyari jodoh abang yang baik hati, suka menabung, bekerja, berdoa dan berbuat baik, gus bolang dengan si abang akhirnya nekad On The Way ke jembatan goyang. Gimana gak dibilang nekad SIM,STNK, dan Motornya hasil minjem semua hahahahah awalnya ijinnya hanya berkunjung ke Perajekan saja tapi dasar otak yang suka ngukur jalan idepun muncul " Gimana mas kalau kita ke jembatan gantung " mas ocyid langsung "Oke" tampa pikir panjang Mio matic jadi kendaraan kita menuju ke jembatan itu.
Petualangan kali ini sama dengan petualangan sebelumnya nekad and rodo edan ini loho yang buat petualangan demi petualangan tak buat kita kapok. dari Pabrik gula Prajekan kita menuju ke arah desa Lumutan terus klampokan dan ke arah menuju desa gayam disana nanti kamu akan menemukan Koramil Gayam kalo gak salah sampai disana gus bolang nanya kepada warga akses menuju ke jembatan gantung yang katanya sangat fenomenal, pas nanya ternyata lokasi jembatan itu berada di dusun Taman accem, desa Gayam (kalao gak salah gayam jumas ) kecamatan Botolinggo, Oke data itu gus save dalam buku harian gus tampa aba aba mas ocyid langsung tancap gas semangatnya muncul kembali entah mungkin perasaannya lagi mikir di jembatan pasti banyak bidadari yang turun dari jembatan hehehehe padahal ceritanya disana banyak monyet yang turun dari tebing - tebing.
|
Masih tradisional |
|
kata warga setempat "Rikna" mempunyai nilai ekonomi |
|
Ngadem Cu' |
ngoengggg ngoenggg sepeda kita melaju dengan santai melewati jalan pedesaat menuju ke jembatan gantung. Jalannya sudah enak sudah aspal tapi ada sebagian yang masih belum aspal tapi jalannya enak dijamin matic jika berkunjung ke lokasi ini pulang pasti sehat wal afiat, dari pintu masuk di pertigaan koramil gayam menuju ke jembatan gantung hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan, jalannya naik turun bukit yang tak begitu tinggi, di samping kiri dan kanan banyak rumah penduduk yang sederhana dan kebun kebun mangga ada juga jebun jahe dan kunyit milik warga, satu jam perjalanan kita akhirnya sampai di tujuan " JEMBATAN GANTUNG CORA MESEM ".
|
Hanya bisa dilakukan oleh profesional nak |
Jembatan gantung cora mesem namanya pas gus tanya ke warga yang gus temui ketika mereka lagi Nyantai habis pulang kerja dari ladang. Mungkin ada kisah mistik dibalik nama cora mesem ini, Corah mesem ( Cora = sungai yang mempunyai tebing yang dalam ,Mesem ( madura ) = tersnyum ) pada awalnya bukan corah mesem tapi cora tangis, ceritanya dahulu kala sebelum ada jembatan yang bagus seperti sekarang ini jembatannya sederhana pas ada warga yang lawat di jembatan itu pastinya ada rasa horro lah selain bergoyang juga jurang yang curam ada di bawah kaki kita sooo warga waktu itu menyebutnya dengan cora tangis ( tangis = menangis ) tapi pada waktu itu ada seorang mubaligh yang menghadiri acara di mesjid yang tak jauh dari desa tersebut ketika melintasi jembatan itu beliau hanya tersenyum antara melanjutkan dan berhenti di pintu masuk jembatan maklum lah jurang di bawah jembatan memang sangat dalam,dari peristiwa itu akhirnya warga memberi nama baru buat jembatan ini. itu sepintas cerita yang gus dapat dari warga waktu itu.
|
Exkslusive buat bang ochid |
|
Pose Menunggu bidadari yang tak kunjung datang |
|
Pose muka melas |
|
pose pengorbanan sampek si abang tengkurap di jembatan |
Di jembatan gantung waktu itu banyak masyarakat melintasi jembatan yang menghubungkan dua desa, ada yang membawa hasil bumi berupa pisang yang banyak di daerah ini, tak cuma lumajang yang menghasilkan pisang, Bondowoso juga menghasilkan pisang yang rasanya tak kalah dengan di kota pisang. Serunya campur horor pas ada sepeda yang melintas jembatannya goyang goyang gitu. tak sabar saya bersama mas ocid langsung saja cekrek ...............cekrekkkk ambil best moment, meskipun kita agak ngeri melintasi jembatan ini tapi ada rasa keseruan yang kami rasakan di Jembatan cora mesem.
|
Pose si Ganteng Hantu jembatan Corah mesen saingan si manis jembatan ancol |
|
gus bolang dengan sorban saktinya - sekali libar cewek langsung ikut |
Yang unik lagi di desa itu para petani masih menggunakan alat tradisional untuk membajak sawahnya namanya Nanggala yang konon katanya pusaka raja mandura di pewayangan jawa. Seperti biasa aksi kita waktu itu bisa dibilang sangat konyol si mas ocyid entah kesurupan dimana tiba tiba dia manjat besi yang menjadi cagak jembatan ini untung saja dia gak frustasi dengan statusnya yang masih menyendiri ( sambil promo ayo tolong sahabat saya ). saya gak berani nyoba seperti si mas ocyid banyak alasan salah satunya saya takut ketinggian hhehehe, kalau kamu ingin mengunjungi jembatan ini karena jembatan ini bukan tempat wisata jangan lupa bawa bekal dan air mineral dan jangan lupa juga jangan di rusak jembatannya karena ini jembatan utama yang menghubungkan kedua desa oke selamat menjelajah Bondowoso.
Baca juga
Related Post