Kalau kita dari Bondowoso menuju ke Kabupaten Jember pastinya kita akan melewati jalan raya yang menghubungkan kedua kabupaten. Pernahkah kamu amati sepanjang jalan menuju ke Kabupaten Jember? pastinya kiri kanan banyak warung warung yang menggoda perut kita, tapi ketika kamu sampai di SPBU Maesan pernah tidak melihat makam yang bisa dibilang tidak lazim, tidak seperti makam pada umumnya yang ada di pemakaman umum sepintas bentuknya seperti pemakaman era kolonial Belanda, atau makam makam bergaya Ghotic , pasti kamu penasaran siapa dibalik makam tersebut ?.
Rasa penasaran Gus bolang semakin penasaran setiap kali gus melewati depan SPBU Tamanan, makam siapa Sich itu, Gus memberanikan diri untuk mengunjungi makam tersebut Angker ahhh ndak kok gak nyeremin karena lokasinya pas berada di pinggir jalan lagian angker sudah masuk di market market menjelma menjadi minuman heheheh. Oke lanjut makam itu tertulis Djamela Birne terus siapa si Djamela Birne, hemmm kalau kita amati dari namanya Djamela ( Jamila ) seperti nama kebanyakan masyarakat pribumi, rasa penasaran gus bolang semakin memuncak dan akhirnya gus bolang ketemu essai artikel dari blog mas Ade R Irawan ternyata di blog itu beliau kupas tuntas siapa pemilik makam itu versi lengkap monggo Baca disini gan.
Foto : Ade R Irawan |
Djemilah birne namanya memang tak begitu asing bisa dibilang ini nama masyarakat pribumi kebanyakan. Menyusuri jejak makam djamelah birne yang ada di maesan tentunya tak lepas dari kisah jaman kolonial belanda menurut blog mas Ade R Irawan, Djamilah adalah istri dari Gerhard David Birne yang datang dari kota Groningen Belanda ada yang memberi informasi Djemilah Birne adalah gadis dari madura dan sebagian ada yang berargumen dari jawa, Gerhard David Birne adalah sepupuh dari George Birne sekaligus menjadi partner kerjanya selama 15 tahun di Kabupaten Jember, konon dulu bukan kabupaten tetapi afdeling, lah siapakah George birnie ?.
Sejarahnya
Mari kita flash back lagi tentang sejarah masa kolonial belanda yang pernah ada di kota jember. Sebenarnya untuk mengetahui sejarah tentang djamelah Birne terlebih dahulu kita harus mengenal tokoh George Birne , konon sejarah perkembangan kota Jember tak lepas dari jasa george birne jika bicara hal seperni tentunya kamu harus mengesampingkan segala hal yang berkenaan dengan rasisme.
George birne berlayar dari Holland belanda menuju ke hindia belanda. George birne menikah dengan gadis pribumi konon dari madura namanya Rabina dan dikarunia delapan orang anak, untuk menjamin pendidikannya Rabina dan delapan anaknya dibawa kembali ke holland dan disana george membangun perusahaan milik keluarga Birne, dan pada tahun 1850 George birne kembali lagi ke Jember setelah dia mendapatkan hak paten mendirikan perusahaan dan usahanya dijember mengalami kejayaan tercatat keluarga birne adalah keluarga kaya raya pada masa itu, karena kebijakan pemerintah Belanda pada masa itu mengganti sistem pengolahan bahan ( the cultivation syistem ) menjadi sistem pembangunan perusahaan atau industri ( System of Onterprice ), karena kontur tanah di jember berbukit bukit maka usaha tembakau adalah komoditi yang saat itu dikembangkan di daerah jember pada waktu itu bernama Afdeling Djember Kabupaten Bondowoso Keresidenan Besuki.
Jadi sudah tau bukan siapa empu pemilik makam misterius di depan Pom Bensin Maesan, adalah Djemilah birne terus apa hubungannya dengan Bondowoso ?. Pastinya banyak hubungannya dengan kota tape ini, dengan kebijakan sistm pembangunan industri pada waktu dan keberhasilan industri keluarga Birne mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk membangun Industri industri lainnya seperti PG Pradjekan ( sekarang PG prajekan ) dan PG tenggaran ( Info sekarang bangunannya adalah markas brimob ) Dan banyak lagi perusahaan perusahaan milik belanda pada waktu itu.