Butuh 24 Tahun untuk Bangun Jaringan Listrik
BONDOWOSO - Sejumlah 190 dusun yang tersebar di Kabupaten Bondowoso sampai saat ini masih hidup dalam kegelapan alias belum teraliri jaringan listrik. Bahkan, bila pemkab atau Pemprov Jatim membangun jaringan listrik pada delapan dusun setiap tahunnya, maka dibutuhkan waktu 24 tahun, untuk membangun jaringan listrik di 190 dusun tersebut.
Hal itu diungkapkan Muhamad Erfan, staf ahli bupati di hadapan para peserta Musyawarah Cabang (Muscab) II Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI) di Hotel Ijen View kemarin (13/4). "Itu semua membutuhkan dana atau anggaran yang sangat besar," tambahnya.
Untuk mengatasi hal itu, lanjut Erfan, dia mengajak kerja sama dari PLN Bondowoso, APEI Bondowoso dan DPC AKLI Bondowoso untuk bisa membangun jaringan listrik. "Sehingga, seluruh warga di Bondowoso bisa menikmati listrik," katanya.
Sementara itu Ketua DPC AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) Bondowoso Erwin mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan PLN Bondowoso dan pemkab untuk membangun jaringan listrik di rumah-rumah warga yang kini belum teraliri listrik. "Kami siap bersinergi dengan pemkab dan PLN Bondowoso," katanya.
Apalagi, kata Erwin, ada program percepatan pemasangan jaringan listrik di Jawa Timur. "Dalam program percepatan listrik di Jawa Timur, telah dialokasikan dana atau anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk seluruh wilayah di Jatim," katanya.
Erwin menjelaskan, pembangunan jaringan listrik di Bondowoso telah dilakukan oleh pemkab dan Pemprov Jatim secara bertahap. Sehingga, warga yang tinggal di daerah terpencil bisa menikmati listrik secara bertahap." Pemerintah membangun jaringan listrik lewat APBD melalui program listrik desa," katanya.
Selanjutnya, dalam muscab yang berlangsung hingga sore hari itu, terpilih ketua APEI Bondowoso periode 2010 hingga 2014 adalah Samsul Kasiyono dan sekretaris Tarifin. "Pengurus baru APEI terpilih oleh tim formatur yang terdiri dari 8 orang," ungkap Yuli, salah satu panitia Muscab APEI kepada RJ.(eko)