Nasib Pemilik Toko Pasca Terbakarnya Pertokoan RE Martadinata


Bisa Bernapas Lega karena Masih Punya Cabang

Terbakarnya 10 ruko di Kompleks Ruko RE Martadinata, menyisakan kepedihan tersendiri bagi pemilik toko. Kendati mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, pemilik toko berusaha tetap tegar. Beberapa pemilik toko masih punya harapan baru untuk bangkit dengan mengembangkan usaha toko lain yang masih dimiliki.




Eko Saputro, Bondowoso

---

PAGI itu banyak warga berjubel dan berkerumun melihat bekas puing-puing kebakaran pertokoan di RE Martadinata. Namun, mereka tidak bisa masuk ke dalam pertokoan karena telah terpasang police line.

Semalam suntuk, mereka menyaksikan api berkobar melalap habis pertokoan itu. "Kok bisa terjadi kebakaran. Padahal sebelumnya, Bondowoso diguyur hujan deras," ujar seorang warga saat menyaksikan kobaran api sulit dikendalikan.

Ada pula warga yang menyalahkan kekurangsigapan para personel dan mobil PMK Kabupaten Bondowoso. Mereka dianggap salah satu pihak yang ikut bertanggung jawab dengan semakin berkobarnya api. "Mereka lamban sekali menangani kebakaran. Padahal, saat itu api masih kecil. Bila ditangani secara cepat dan tepat, pasti bara api yang muncul di Toko Balita Jaya, bisa dipadamkan," keluh warga lainnya.

Begitulah suasana emosi hati warga Bondowoso saat menyaksikan kebakaran tersebut. Para pemilik toko yang menjadi korban kebakaran, rupanya pasrah dan menerima kenyataan yang ada. Meski kerugian yang dialami mencapai miliaran rupiah. "Mau diapakan lagi. Wong sudah telanjur terbakar. Ini bisa dikatakan sebagai musibah," kata Juki, 55, pemilik Toko Efrata yang menjual ponsel dan berbagai aksesori ini.

Menurut Juki, saat api membakar Toko Balita Jaya, dia dan para pegawainya tidak sempat menyelamatkan barang-barang yang ada di tokonya. "Saya sudah tidak berpikir menyelamatkan barang-barang di toko saya. Nyawa saya dan keselamatan para karyawan, lebih saya utamakan," katanya. Lebih baik keluar toko untuk menyelamatkan diri, daripada memikirkan harta benda.

Apalagi, kata Juki, saat itu tokonya sudah mau tutup karena jarum jam menunjukkan pukul 21.00. "Jam jam segitu, toko mau tutup. Tetapi, saya mendengar kabar bahwa api sudah berkobar di toko Balita Jaya, yang letaknya bersebelahan dengan toko saya," katanya.

Juki juga belum bisa memperkirakan berapa kerugian yang dialaminya. "Kalau nilai kerugian belum saya hitung. Namun, kerugian di atas Rp 500 juta," katanya. Untungnya, Juki masih bisa bernapas lega lantaran dia masih punya cabang toko Efrata yang terletak di Jalan RE Martadinata.

"Masih untung, saya membuka cabang di RE Martadinata. Kira-kira, took cabang ini berdiri sebulan lalu. Sehingga, saya dan karyawan masih bisa bekerja," katanya. Cabang Toko Efrata ini, kata dia, jaraknya sekitar 500 meter dari tok Efrata yang terbakar.

Sementara itu, Puji, 55, pemilik Toko Balita Jaya mengatakan, pihaknya juga belum bisa menghitung berapa kerugian yang dialami dengan terbakarnya toko miliknya.

Hingga kemarin, dia juga belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang apinya berawal dari tokonya. "Saya tidak tahu persis penyebab kebakaran," katanya.

Puji menolak anggapan jika penyebab kebakaran disebabkan dari lilin yang menyala di tokonya. "Saat itu, listrik sudah menyala di toko. Saya tidak melihat ada nyala lilin. Kami dan karyawan selalu meneliti kondisi dalam toko sebelum ditutup," katanya.

Untungnya pula, Puji masih punya toko lain bernama Nurani Jaya, yang lokasinya berada di Jalan Teuku Umar, tidak jauh dari toko Balita Jaya yang terbakar. Dia pun memilih pasrah dan berusaha tetap tegar menghadapi kenyataan itu. Dikatakan Puji, dia bersama anak-anaknya tetap berjualan di Toko Nurani Jaya. (*)

Baca juga


Related Post