MELIHAT KEINDAHAN BROMO DARI ATAS AWAN DAN MENEMUKAN KELUARGA BARU



Siapa  yang tak kenal dengan salah satu wisat andalan Jawa timur yang satu ini Mt Bromo,ya  gunung yang tingginya 2.329 Mdpl ini konon merupakan salah satu gunung suci umat hindu yang ada di Indonesia dan satu lagi kepercayaan umat Hindu gunung bromo adalah tempat para dewa. itulah kearifan lokal di negara kami Indonesia dan provensi kami jawa timur tentu kalian pasti sepakat Indonesia itu kaya.

Bicara masalah Bromo pasti kamu akan berfikir , Pasir berisik, Bukit teletubies, penanjakan, kasado dan edelwaisnya  semua itu memang ada di Bromo salah satu objeck wisata andalan Taman Nasional tengger bromo ya semua itu bisa kamu nikmati di kawasan suku tengger, suku yang bermukim di kawasan gunung Bromo.


ini pengalaman saya beberapa bulan yang lalu ketika saya pertama kali mengunjungi gunung Bromo yang kesekian kalinya namun saya mencoba melalui jalur Argosari Lumajang maklum waktu itu sangat penasaran dengan bukit 2900 Mdpl yang lagi ngehits dikalangan para traveler satu kesempatan bagi saya waktu itu mendapakan tawaran trip gratis dari sahabat saya di Lumajang dengan syarat saya harus menjadi imam disalah satu masjid kawasan Argosari. ya tak apalah anggap ini aplikasi ilmu yang saya dapatkan ketika dulu masih di pondok, saya dan cak Somad ( sahabat saya di Lumajang dan juga koordinator masjid yang didirikan oleh abah KH Abidin) sesuai janji yang jauh hari kami sepakati via telephon.

Hanya bermodal sarung dan kacang kami melaju ke kawasan sArgosari yang kata orang negeri atas awan itu. dari Lumajang pasirian perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 1 jam maklum sepeda yang kami gunakan hanyalah sepeda butut yang biasa digunakan untuk mengambil air nira di kebun bang somad, dipagi yang buta ketika sang fajar belum terbit kami tancap gas menuju ke negeri diatas awan.
View Mahameru dari Argosari


kami berdua sampai di salah satu rumah teman kang somad yang masih orang tengger" Monggo pinarak mas" kata itu yang pertama saya dengar ketika di kawasan Argosari disalah satu rumah warga suku tengger yang tak begitu besar namun penuh dengan filosofi yang bangsa lain tak mempunyai seperti bangsa kita. beberapa menit saya berbincangg bincang sejenak dengan tuan rumah tampa tak terasa perut diantara kami berbunyi
" lapar yo rek '
' iya kang "
" yo wis nunggu apa lagi monggo ke pawon"
tampa intruksi sayapun dan kang somad menuju ke dapur (Pawon)
yang benar saja kami terkejut disana ada sudah lengkap telur dan daging sisa kenduri atau selametan entah saya tak paham yang penting ada makanan ya saya makan. disela kita makan kang somad dia berkata padaku " gus iki daging kuda , enak yo?"  Busyettttttt kenapa gak bilang dari tadi tapi gak apalah ini enak sumpah semur Kuda enak banget.
Saudara Baru saya dan daging kuda malam itu bersama suku tengger

matahari mulai terbenam di desa yang katanya negeri atas awan itu tak lupa juga kabut juga mulai menutupi sebagian desa sesuai dengan janji saya bersama cak somad "Menjadi imam di salah satu masjid senduro". yahhh mau gimana lagi ini konsekwensi yang saya harus terima sebagai imbalan Trip gratis saya sekitar 15 warga yang berjamaah waktu itu maklum mereka semua adalah mu'allaf , dari sholat magrib, kultum dan yasian sudah selesai semua hidangan kopi dan makanan ringan entah saya tak paham apa namanya menemani akhir di majelis itu, ini seperti mimpi yaaa seorang traveler menjadi imam di majelis agama hahahahaahah mungkin ini baru yang dinamakan konyol bin aneh namun tak apa suku tengger yang ramah seakan menjadi keluarga baru bagi saya.
generasi emas suku tengger


fajar subuh sudah mulai tampak di ufuk timur, saya bergegas menagih janji bang somad yang katanya ingin mengajak saya ke puncak B29.
" kang Ayo dolan wes ke puncak ?"
kang somad masih terlarut dalam mimpinya atau entah karena nikmatnya selimut yang dipadu dengan hawa dingin waktu itu.
"Sek gus masih pagi nunggu matahir dan kopi "
wah hati saya mendengar kata kata itu seakan hancur berkeping keping namun apa daya yang biayai saya ya dia dan semua fasilitas ya dia hahahahaha tak apalah nasib waktu itu seperti itu.


mentari mulai terbit dari timur dan sesekali Mahameru aku tengok ternyata dia masih gagah menjadi pilar tanah jawa dua pemandangan ini tambah syahdu dengan hadirnya secangkir kopi yang menemaniku. tampa panjang lebar dan banyak acara kami lanjut ke destinasi kedua yaitu puncak B29 sekalian P30, kala itu jalan menuju ke B29 mungkin tak semulus saat ini terkadang saya harus berjuang mendorong sepeda buntut kami , namun semua lelah saya hilang ketika saya sampai di Bukit 2900 Mdpl , dibawah hamparan pasir Bromo dan Gunung Bromo yang disakralkan oleh suku tengger bisa aku luas melihat alam ini.



Keramahan Suku Tengger , Puncak 30 dan Bukit 29 yaa  inilah Indonesia tanah Atlantis yang tersisa di dunia ini dan inilah Nusantara tempat leluhurku membangun mahakarya di bumi surga.  sumpah ini perjalanan saya yang benar benar Low Budget  bahkan saya nyaris tak mengeluarkan sepeserpun uang dari kantong saya.

jadi kapan kamu mau mengunjunginya
" Keluar dan Tulis ceritamu kawan "

Real My Adventure Gus Bolang.

Baca juga


Related Post