Waktu itu mas Rauf dan bang ocid sudah mulai bersiap siap untuk menjelajahi keindahan kecamatan tiris probolinggo, cauaca waktu itu memang tak menandakan turunya hujan cerah cerah saja saat kami masih berada di rumah mas rauf teman kita di kecamatan tiris. Dengan persiapan yang maantap kami bersiap untuk menikmati keindahan segara agung atau Ranu agung ( Danau ), amunisi kamera digital kamera Dslr sudah kami packing sebelum mengunjungi ranu agung.
Memang wisata ini masih baru di buka untuk tujuan wisata di kecamatan Tiris kata mas rauf yang jarak rumahnya tak jauh dari ranu sekitar 30 menit menuju ranu. Dan yang benar saja jalan menuju ranu membuat saya sebagai pecinta duren berulang kali menelan ludah melihat duren yang bergelantungan di kiri kanan jalan ,sesekali saya juga melihat manggis yang digantung memanjang, sungguh godaan iman para pejalan seperti saya, maklum tiris sentral buah buahan di kecamatan Probolinggo.
bapak hebat nahkoda kita waktu itu |
30 menit saya melewati jalan beraspal dan terkadang juga aspal rusak, tapi tak apa pemandangan alam membuat saya melupakan sejenak rusaknya jalan yang benar membuat punggung saya sakit. Tepatnya di awah Sekolah dasar Ranu agung sudah terlihat dari ketingggian, seperi danau toba tapi yang satu ini masih ada di jawa timur,heheheheheeh. ranu agung sudah dikelolah dengan kelompok sadar wisata dan penduduk setempat untuk tiket masuk entah apa karena saya mengajak orang tiris ya, 3 orang hanya dikena tiket Rp.10000 dan parkir sepeda Rp.3000, Oh ya lokasi ranu agung berada di desa ranu agung kecamatan Tiris kabupaten Probolinggo
Sesudah melengkapi administradi masuk ke ranu kita masih harus berjuang menuruni lembah dengan jalan yang sudah bagus dikelolah oleh warga namun masih tetap alami, sesekali saya melihat wajah lelah pengunjung yang baru datang dari ranu namun tak bisa dibohongi dihati mereka ada rasa kegembiraan ketika menikmati keindahan alam ini. Ranu Agung terletak di ketinggian sekitar 500 mdpl cukup dingin jika kamu mencoba bermalam di tempat yang indah ini, satu lagi yang membuat eksotis tempat ini tebing cadas yang indah ditambah dengan warna hijau air di ranu agung.
setelah kita sampai di ranu rasa capek pasti ada tapi sekejap sirna dengan keindahan alam ranu yang mampu membius kami waktu itu. banyak pengunjung yang datang sampai saya harus antre untuk menaiki getek ( perahu yang terbuat dari bambu ) ya terpaksa kita menunggu pengunjung lain yang menikmati keindahan ranu untuk harga sewa getek per orang dibandrol dengan harga Rp 10.000 kamu sudah bisa keliling ranu.
" Pak sudah bisa kami naik" ujar mas rauf waktu itu
" Ayo sudah cong mumpung gak ada yang nyewa"
hati saya berbunga bunga akhirnya bisa menjadi Popeye kesiangan di kecamatan tiris
kamipun menaiki getek yang sudah saya pesan, bapak - bapak yang menjadi nahkoda kami waktu itu dengan cekatan bliau mendayung bambu itu dengan cepat wusssssss , kita juga tak kalah juga mambantu itung itung sambil keut kebutan getek dengan pengunjung lainnya.
" Pak ke tebing yang bagus itu " pinta saya
" Iya mas kita ke sana "
memang di sebelah sisi tebing menjadi salah satu sport foto yang banyak di buru oleh para traveler yang berkujung ke ranu agung, sekitar 5 menit kami mendayung dan sampai di spot lokasi yang kami tuju tebing cadas yang eksotis.
Tapi tak disangka ketika di tebing cadas tiba- tiba byurrrrr tiba tiba hujan mendadak sangat deras dan yang benar saya tadi cuaca langit tiris tak ada satupun mendung dan kami prediksi tak akan turun hujan tapi 100% perkiraan kami meleset total, mau gimana lagi terkdang keinginan tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. hampir 1 jam kami berteduh diantara tebing cadas sesekali si bapak menyulut putung rokok tembakau yang dia bawa entah mungkin saja untuk mengusir rasa dinginnya air hujan waktu itu, maklum kami bukan perokok jadi tak tau menahu tentang masalah ahli hisap.
Tak hanya kami waktu yang bernasib sama ada beberapa wisata yang juga berteduh di bawah cadas, sesekali saya melihat di seketar saya saat itu ranu agung tertutup air hujan yang deras. bener kami rindu daratan, mau ngajak si bapak kami tak enak hati dan juga kasian.
" Mas bagaimana kita ke tepian ranu" tanya bapak pada kami
" benar pak tak apa apa ini kan masih hujan "
" benar mas tak apa apa "
ya si bapak lagi - lagi berkorban demi kami 3 bocah petualang yang sering keluyuran meninggalkan rumah. Tak mau kalah dengan dayungan si bapak kami juga membantu si bapak untuk mendayung Yaa mas Ocid lah yang benyak mendayug saya dan mas rauf hanya membantu dengan doa saja hheheheeh tak lupa ditambah dengan semangat.
Laju getek kami memang cepat kalau kamu pernah liat moto GP di tipi mungkin persis seperti itu berbeda dengan pertama kami menuju ke tempat tujan kita di cadas ranu agung. Hanya beberapa menit kami sudah sampai di tepi danau tampa pikir panjang lagi saya bersama kedua teman saya lari ke warung yang ada di tepi danau ranu agung.
" Buk Kopi Asli"
" Kapal api mas ? "
" kopi hitam asli saja buk " maklum saya penikmat kopi
empat cangkir kopi hitam mendarat di meja kami saya , mas ocid , kang rauf dan bapak yang mengantarkan kami dengan geteknya menikmati hangatnya kopi Robusta sambil melihat ranu yang diguyur hujan benar sungguh indah Ranu yang satu ini.