A,DHUDHUL, TRADISI WAJIB UNTUK UPACARA PERNIKAHAN

Mempelajari tradisi yang ada di tengah tengah masyaraat Bondowoso memang sangat unik, setiap daerah mempunyai cara tersendiri untuk melestarikan kearifan lokal yang telah diajarkan oleh nenek moyang mereka terdahulu. Namanya  Bhineka Tunggal Ika  inilah Indonesia , Seperti artikel Gus Bolang terdahulu tentang cerita Nasi Ponar kali ini gus bolang masih dikit share tentang tradisi atau kearifan lokal masyarakat Bondowoso sebelum mengadakan upacara pernikahan, maklun own berita-bondowoso.blogspot.co.id  baru jadi kemanten baru dan di bulan ini menurut kalender madura sekarang masuk bulan Reajeh konon bulan ini adalah bulan yang tepat melangsungkan acara pernikahan.



Acara pernikahana adalah acara yang paling sakral dan sangat penting di tengah tengah masyarakat khususnya Bondowoso biasanya sebelum melangsungkan acara pernikahan masyarakat dengan kompak akan membantu keluarga mempelai yang melangsungkan acara pernihakan, ya itulah wujud gotong royong yang sudah mulai langkah bisa kita temukan di pemukiman masyarakat perkotaan. Ada persiapan khusus yang biasanya dilakukan sebelum hari H acara pernikahan, sama dengan 4 kabupaten yang tak jauh dari kota kelahiran Gus bolang di Bondowoso, kabupaten jember, lumajang , Banyuwangi, dan Situbondo, biasanya masyarakat mepersiapkan kue dodol ( Dhudhul ) untuk menyambut acara sakral pernikahan kedua mempelai yang dikerjakan oleh kaum ibu ibu, semantara kaum bapak bapak mereka punya tugas lain yaitu menyembeleh sapi atau kambing untuk lauk pauk pelengkap acara pesta pernikahan.

A,Dhudhul ( membuat dodol )



Biasanya pekerjaan yang satu ini dilakukan oleh kaum ibu ibu tapi tak jarang bapak bapak biasanya juga turut membantu proses pembuatan dodol. Dodol, kue yang satu ini mempunyai nilai yang sangat penting kata orang Bondowoso " pernikahan itu tak akan lengkap kalau gak ada dodolnya ".

Bahan utama dodol adalah gula jawa, beras ketan , santan dan beberapa bahan lainnya cara buatnyapun tak semudah membalikkan telapak tangan butuh 3 sampai 4 orang yang mengaduknya Ya itulah salah satu wujud gotong royong yang diajarkan nenek moyang kita. ada satu filosofi dari dodol itu sendiri " dodol itu adalah perlambangan agar hubungan kedua mempelai selalu lengket selengket dodol " kata ibu ibu yang berhasil gus bolang wawancarai heheheheh  sangat indah bukan kearifan lokal Indonesia.

Nyunteng 



Sebelum semua kegiatan membuat dodol dan menyembeleh sapi biasanya ada satu adat yang sampai saat ini masih dilaksanakan yaitu nyunteng .Nyunteng sendiri adalah semacam selametan untuk memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa untuk memohon keselamatan dan agar acara berjalan secara lancar, selain itu sebagai penghormatan kepada leluhur.

Nyunteng sendiri tidak sama dengan memberi sesajen biasanya sebelum nyunteng tuan rumah atau sesepuh akan membacakan doa dan membaca Alqur'an. Menu yang ada dalam Sontengan bermacam macam ada yang menu nasi ayam dan beberapa makanan lainnya ada juga hanya telur ayam sebagai menu nasi sonteng.


Yups inilah info yang bisa gus bolang  berikan tentang keunikan tradisi yang ada di Bondowoso. kalau kamu pengen tau lebih dalam yuk ke Bondowoso.








Baca juga


Related Post