Madura khususnya di Kabupaten Sampang disana sebagian besar masyarakat pesisirnya berkerja mencari ikan "ya iya lah namanya pesisir" lah kebetulan gus bolang selain suka traveling mencari kitab suci gus bolang juga suka kegiatan memancing alis mancing mania juga, makanya jangan heran kulit gus bolang dikit hitam hitam manis begitu pemirsa. Lah selepas dari pulau mandangin gus bolang dikit nyoba menangkap ikan dengan metode hand fishing alias menangkap ikan dengan menggunakan tangan.
Namun waktu itu berhubung kita kehabisan umpan akhirnya guide kita yang sudah mau nganterin gus bolang ke pulau mandangin menyarankan menggunakan metode Merawi uihhhh mirip mirip perawi hadist gitu tapi beda yang satu ini adalah cara menangkap ikan khas nelayan Sampang, inget bro teknik menangkap ikan jadi gak ada sangkut pautnya dengan perawi hadist. Yups akhirnya karena rencana ini rencana dadakan untuk mempersiapkan alat pancingnya kita harus membelinya terlebih dahulu di pulau mandangin, sumpah di pulau mandangin alat pancing sangat murah meriah .4 buah senar dengan panjang 24 depa plus kail 2 kota hanya Rp.25.000,-, untuk membuat pancang merawi biasanya satu roll senar akan diisi paling sedikit 25 kail dan baut masternya satu roll senar terkadang diisi dengan 50 - 70 kail wowww hebat bukan.
Pengalaman kali ini sumpah saya merasa menjadi nelayan sebenernya, ini lho yang namanya pancing dan uniknya lagi dari sistem merawi tidak menggunakan umpan sedikipun, hanya ada kail, senar, dan pemberat. Awalnya sedikit gak begitu percaya mana ada mancing hanya kail saja ?... setelah kami mencari rumpon ikan yang banyak bertebaran di laut sampang akhirnya kami coba pancing buatan kami tadi tak sampai 5 menit akhirnya strekkkkkk pancing kami menyambar ikan entah apa namanya menurut orang sampang jenis ikan benggol, dan hasil pancing pertama kita hasilnya gak nanggung nanggung satu kali angkat 20 ikan nyangkut di kalil kami wowwww amazini lumayan lumayan bisa buat ikan bakar di rumah.
Setelah lelah kita memancing dengan hasil tangkapan yang lumayang sangat banyak akhirnya kita putuskan untuk istirahat sambil melihat matahari terbenam. Di sebelah barat kapal kami terlihat nelayan yang sangat kompak menarik jaringnya dari jauh hanya terdengar Oooooo Rambat .... oooooo Rambat kata penyemangat, ya meskipun itu kelihatannya sangat berat tapi sepertinya mereka sangat menikmati kebersamaan dan gotong royong ahhhhhhh seperti ini kehidupan para nelayan sungguh sangat luar biasa.